Open/Close Menu Wava Husada

AWALI DENGAN NIAT TULUS, HASILNYA TIDAK AKAN MENGECEWAKAN

Terjun di dunia kesehatan yang menangani segala sesuatu perihal Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher pasca lulus dari Universitas Brawijaya tahun 2010 membuat dokter Stefani Jayati, Sp.THT-KL percaya bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan niat tulus karena Tuhan apapun hasilnya tidak akan mengecewakan.

Dukungan penuh untuk menjadi dokter diberikan oleh orang tua dokter Stefani yang notabene adalah seorang dokter radiologi.

Selain dukungan orang tua, ketertarikan dengan dunia kesehatan bermula dari ketika duduk di bangku sekolah menengah mengantar orang ke rumah sakit. “Saat itu saya terlintas dipikiran saya untuk menjadi dokter. Setidaknya jika ada orang terdekat saya sakit, saya bisa tahu bagaimana merawat dengan benar dan pengobatan apa yang harus dilakukan,” ujarnya.

Menuruti keinginan sang ibu, dokter Stefani menekuni bidang spesialisasi yang pada awalnya tidak menarik perhatiannya. “Setelah lulus S1, saya berminat mengambil spesialis bedah karena saya senang berada dalam ruang operasi dan suka tindakan pembedahan. Namun, ibu menyarankan untuk mengambil THT saja,” ujar perempuan kelahiran Jakarta, 3 Juni 1984 tersebut.

Alih-alih menyerah dengan bidang tersebut, dokter Stefani lambat laun mulai mencintai dunia yang digelutinya.

“Ternyata THT itu menarik, tindakan operasinya banyak membutuhkan skill yang halus karena lokasi-lokasinya yang kecil,” tutur alumni Universitas Mulawarman tersebut.

Pasca menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Mulawarman beliau menjalani praktik di Papua. Perjalanan hidup yang tidak akan terlupakan dimulai pada saat itu. Dengan peralatan kesehatan seadanya, dokter Stefani belajar untuk melakukan yang terbaik. “Di Fak-Fak dokter adalah harapan dan saya terharu karena disana masyarakat sangat percaya sepenuhnya dengan dokter,” tukas ibu dengan satu putri tersebut.

Dengan bekal beasiswa, dokter Stefani melanjutkan spesialisasinya di Universitas Brawijaya dan lulus pada tahun 2010. Sebelumnya, beliau sempat menjalani praktik di Kutai Barat. “Dikarenakan tenaga medis terutama dokter masih sangat terbatas, saya bekerja 24 jam full selama 3 hari. Sangat menantang dan berkesan juga sih waktu itu,” ungkapnya dengan tersenyum renyah.

Kontak kami        0341.393000