Open/Close Menu Wava Husada

dr. ARDIAN RIZAL, Sp.JP (K)-FIHA (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah)

Salah satu gangguan jantung yang banyak menimpa pasien adalah penyakit Aritmia. Aritmia merupakan penyakit kelainan irama Jantung. Ia merupakan satu dari lima penyakit penyebab Stroke. Mengapa bisa demikian? dr. Ardian Rizal, Sp.JP (K) FIHA memaparkan ketika seseorang mengalami ritme Jantung yang tidak teratur (Fibrilasi Atrium) maka darah akan mudah menggumpal di dalam Jantung.

Mengingat fungsi Jantung adalah memompa darah, begitu gumpalan darah keluar dari Jantung maka bisa menyebar kemana-kemana. ”Jika berjalan melalui arteri masuk ke atas dapat sebabkan Stroke,” tuturnya.

Fibrilasi Atrium seringkali tidak bergejala karenanya dapat menyebab-kan masalah yang tidak terduga. Banyak pasien mengalami Stroke secara tiba-tiba. Dokter Ardian mengaku sering berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Saraf terkait Stroke Emboli, yaitu pasien yang mengalami hambatan pembuluh darah. Ketika dicari sumber Embolinya rupanya banyak disuplai dari Jantung. Itulah mengapa kelainan irama Jantung berbahaya.

Selain memunculkan penyakit Stroke, Fibrilasi Atrium juga menyebab-kan kematian mendadak. Bahkan beberapa kasus pasien Jantung Koroner hampir 80% karena Aritmia. Irama Jantung tiba-tiba cepat lalu membawa dampak kematian mendadak (Sudden Cardiac Death).

Aritmia Berpotensi Terjadi di Usia Muda
Hal yang perlu diwaspadai adalah Aritmia bisa menimpa kalangan muda. Dr. Ardian mengaku memiliki pasien berumur 30 tahun yang berprofesi sebagai penyanyi. Suatu keadaan membuat pasien tersebut pingsan secara tiba-tiba. Setelah dilakukan diagnosa, si penyanyi memiliki irama Jantung yang telalu lambat sehingga perlu dipasang alat pacu Jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

MENARI – Meraba Nadi Sendiri
Hari Jantung diperingati setiap tanggal 29 September. Indonesia merayakannya dengan gerakan MENARI (Meraba Nadi Sendiri). Cara yang bisa dilakukan adalah dengan tiga jari tengah diletakkan di belakang jempol lalu lakukan penekanan sampai terasa denyutan. Lalu berikan penilaian kecepatan jumlah denyut nadi dalam satu menit. Normalnya ada 60-100 denyutan dan ritmenya teratur. ”Denyut jantung normalnya ada nada ritmenya. Kalo terlalu cepat atau lambat berarti ada masalah,” pungkas dr. Ardian.

Rekam Jantung di usia lebih dari 45 tahun wajib dilakukan. Cara mandiri yang bisa dilakukan ialah dengan meraba nadi sendiriI terutama untuk orang yang berisiko, usia di atas 50 tahun, memiliki riwayat penyakit Hipertensi dan Diabetes (kencing manis).

Untuk mendukung pemeriksaan pasien, RS Wava Huasada telah dilengkapi dengan alat Echocardio. Alat tersebut melakukan prosedur diagnostik dengan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) untuk mengambil gambar gerak jantung dan strukturnya. Dalam hal ini dokter dapat menentukan sebaik apa jantung pasien bekerja dan apakah ada ketidaknormalan.

WAVA TIMES – EDISI 20

Kontak kami        0341.393000