drg. HARJANTI (KLINIK GIGI)
Pada lansia banyak yang telah kehilangan gigi sehingga membutuhkan bantuan gigi tiruan. Gigi tiruan tersebut menggantikan fungsi gigi yang hilang untuk mencerna makanan dan fungsi lainnya. Gigi tiruan juga memerlukan perawatan agar tidak cepat rusak, sama hal nya ketika merawat gigi asli. Berikut penjelasan dr. Harjanti sebagai dokter gigi RS Wava Husada:
Pentingnya Penggunaan Gigi Tiruan
Selain mencerna makanan, gigi berperan penting dalam berbicara dan pada kesehatan tubuh keseluruhan. Pada lansia, organ pencernaan mulai berkurang secara fungsional sehingga peran gigi untuk mencerna makanan menjadi lebih besar. Penggunaan gigi tiruan tidak akan bertahan lama apabila tidak dirawat dengan baik. Lansia perlu merawat gigi tiruan agar tetap bisa terjaga dan dapat digunakan sampai 5-7 tahun bahkan lebih.
Perawatan Gigi Tiruan Pada Lansia
Pertama, rutin ke dokter gigi. Pemeriksaan perlu dilakukan tiap 6 bulan sekali. Dokter akan memeriksa adanya plak pada gusi dan mencegah terjadinya rongga akar. Pemakaian gigi tiruan memberikan tekanan pada gusi dan struktur rahang. Jika tidak diawasi, kemungkinan besar akan mengiritasi gusi dan menyebabkan pembengkakakan bahkan kehilangan tulang dan jaringan. Penggunaan gigi tiruan ini akan diganti selama beberapa tahun. Hal itu disesuaikan dengan kondisi mulut lansia, kondisi gigi tiruan yang bisa berubah warna serta berubah kelengkungannya. Semakin bertambahnya usia, bentuk tulang wajah pada lansia akan mengalami perubahan sehingga sewaktu-waktu gigi tiruan akan terasa tidak pas di mulut.
Kedua, membersihkan gigi tiruan secara rutin. Gigi tiruan perlu dibersihkan untuk menghilangkan sisa makanan di sela-sela gigi, menghindari bersarangnya bakteri, dan mencegah timbulnya noda permanen pada gigi. Pembersihkan dilakukan setiap hari dengan menggunakan sikat berbulu lembut dan pembersih gigi tiruan. Hindari menyikat gigi tiruan terlalu keras, lebih-lebih sampai merusak plastik atau lengkungan. Kemudian bilas bersih dengan air. Jika tidak memiliki pembersih gigi tiruan, sabun cair dapat menjadi alternatif. Tidak dianjurkan dengan pasta gigi karena sifatnya abrasif dan mengandung peroksida. Demikian bisa membuat goresan miskroskopik yang menyebabkan makanan menjadi lebih mudah tersangkut dan plak lebih mudah terbentuk.
Ketiga, saat tidak dipakai simpan di tempat aman. Gigi tiruan perlu dijaga agar tetap lembab. Gigi tiruan harus ditempatkan dalam larutan perendam pembersih gigi tiruan atau di air. ”Hati-hati dengan gigi tiruan pekatan logam, lapisannya akan lebih cepat menipis jika ditempatkan dalam larutan pembersih,” pungkas dr. Harjanti.
WAVA TIMES – EDISI 22