dr. A. Kiki Kristianto, Sp.S
“Stroke adalah serangan yang menyerang otak dan kegawatannya sama dengan serangan jantung. Pada dasarnya semua stroke tidak ada yang ringan, semua stroke berbahaya dan tidak ada gejala (mendadak),” ungkap Dokter Spesialis Saraf RS Wava Husada, dr. A. Kiki Kristianto, Sp.S ketika ditanya perihal pengertian stroke.
Berdasarkan data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, pada 2014, stroke menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian di Indonesia, menggeser penyakit jantung. Sebuah kondisi yang memprihatinkan namun belum tentu tidak dapat dihindari dan tetap wajib untuk diwaspadai.
Stroke terdiri dari dua jenis yaitu, stroke iskemik / sumbatan dan stroke perdarahan. Stroke iskemik disebabkan karena pembuluh darah di otak tersumbat sehingga menghambat aliran darah ke sel-sel otak. Sementara stroke perdarahan diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah otak karena faktor resiko atau faktor bawaan.
“Beberapa faktor risiko terjadinya stroke adalah hipertensi, diabetes mellitus, tingginya kadar kolesterol, gangguan faktor pembekuan darah dan faktor kelainan pembuluh darah,” ungkap dokter asli Solo tersebut.
Dikarenakan stroke dapat menyerang siapapun, maka perlu adanya pemahaman agar tetap dapat waspada terhadap faktor resiko. Gejala stroke meliputi terjadi kelumpuhan saraf otak, seperti muka perot, bicara pelo, sulit menelan, dan kesemutan di sekitar mulut; anggota gerak lemah; sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh, afasia atau sukar berkomunikasi, disorientasi atau bingung mendadak.
Pasien stroke harus mendapatkan pelayanan khusus di rumah sakit yang terdapat fasilitas CT Scan dan Dokter Spesialis Saraf, di ruangan khusus stroke dengan pengaturan suhu tertentu. Alasannya bukan karena diskriminasi, sebisa mungkin pasien stroke sebelum 2 jam atau maksimal sampai 6 jam harus segera rawat inap. Hal tersebut semata-mata demi memperkecil kecacatan, dan resiko kematian serta dapat mempercepat kesembuhan pasien.
“Pasien stroke tidak boleh dikunjungi oleh banyak orang. Penyembuhan akan semakin maksimal ketika pasien tidur dan beristirahat. ,” tukasnya.