Apakah Anda pernah mengalami nyeri? Seberapa sakit ? Apakah sampai mengganggu aktivitas? Berikut adalah pemaparan dokter spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif RS Wava Husada mengenai nyeri.
Nyeri atau pain merupakan suatu pengalaman sensorik maupun emosional yang akan mengganggu jaringan secara nyata maupun tidak nyata serta memberikan pengalaman buruk pada pasien.
Nyeri Akut Atau Nyeri Kronik ?
Pengobatan nyeri ini dibedakan menjadi dua berdasarkan waktunya, pertama akut, kedua kronik. Untuk nyeri akut berlangsung kurang dari tiga bulan, nyerinya cepat dan level nyeri di tingkat tinggi. ”Jika satu sampai sepuluh, nyeri akut berada di level sembilan sampai sepuluh,” tuturnya.
Selanjutnya, nyeri akut bisa terjadi pada kasus teriris, luka operasi, luka kecelakaan, dan lainnya. Berbeda dengan nyeri kronik yang banyak terjadi pada pasien Diabetes, pasien HNP (saraf terjepit), Cancer Pain (nyeri kanker), CA Colon (kanker usus besar), CA Recti (kanker rektum), dan masih banyak lainnya. Biasanya nyeri kronik dialami lebih dari tiga bulan. ”Saking lamanya sampai mengganggu gaya hidup bahkan pasien terbiasa dengan nyerinya,” ungkapnya.
Tangani Nyeri Akut Melalui Teknik Multimodal Analgesia
Faktor emosi pada pasien juga sangat berpengaruh. Pasien dengan nyeri yang berlangsung kurang dari tiga bulan, bisa saja memiliki pemikiran (mindset) nyeri, sakit bahkan stres. Disilah pentingnya peran pengobatan konseling, misalnya melalui rehabilitasi medik.
Pada kasus nyeri akut tersebut, teknik pengobatan yang digunakan disebut sebagai multimodal analgesia, pemberian satu atau lebih dari dua macam obat, bekerja di reseptor yang berbeda namun efek analgesianya dapat diperoleh. Dengan cara ini, diharapkan nyeri akut tidak berubah menjadi nyeri kronik.
Dokter berpesan, tindakan intervensi dan pengobatan yang rutin dapat mengurangi ambang nyeri pada pasien. Pasien pun dapat melakukan aktivitas kembali untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih baik.
WAVA TIMES EDISI 34