
Masalah pencernaan seperti nyeri ulu hati, mual, perut kembung, hingga gangguan buang air besar sering kali dianggap sepele dan diatasi hanya dengan obat-obatan bebas. Namun, bila keluhan berlangsung terus-menerus atau berulang, bisa jadi ada gangguan serius yang memerlukan pemeriksaan lebih mendalam. Salah satu metode pemeriksaan yang efektif adalah endoskopi.
Menurut dr. Nurike, dokter spesialis penyakit dalam, endoskopi adalah prosedur diagnostik yang sangat membantu dalam menilai kondisi saluran cerna bagian atas maupun bawah. “Dengan endoskopi, kita bisa melihat langsung permukaan dalam lambung, usus halus, bahkan usus besar. Ini sangat membantu untuk memastikan diagnosis,” jelasnya.
Apa Itu Endoskopi?
Endoskopi adalah prosedur medis yang menggunakan alat berbentuk selang lentur bernama endoskop, yang dilengkapi kamera kecil dan sumber cahaya. Alat ini dimasukkan melalui mulut (untuk memeriksa lambung dan kerongkongan) atau melalui anus (untuk memeriksa usus besar). Gambar dari kamera akan ditampilkan di layar, memungkinkan dokter melihat adanya luka, peradangan, infeksi, hingga tumor.
Kapan Pasien Perlu Endoskopi?
“Endoskopi biasanya disarankan jika pasien mengalami keluhan saluran cerna yang tidak membaik dengan pengobatan biasa,”ujar dr. Nurike. Beberapa kondisi yang menjadi indikasi pemeriksaan endoskopi antara lain:
- Nyeri ulu hati kronis atau tidak jelas penyebabnya
- Mual dan muntah berkepanjangan
- BAB berdarah atau berwarna hitam
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Anemia yang tidak diketahui asalnya
Aman dan Cepat
Meski terdengar menakutkan bagi sebagian orang, endoskopi sebenarnya prosedur yang relatif aman dan tidak menyakitkan. Pasien biasanya diberikan obat penenang agar merasa nyaman selama pemeriksaan berlangsung.
“Prosedurnya tidak lama, sekitar 15–30 menit tergantung jenis pemeriksaannya,” tambah dr. Nurike. Setelah selesai, pasien biasanya bisa langsung pulang dan beraktivitas ringan.
Alat Penting untuk Deteksi Dini
dr. Nurike menekankan pentingnya deteksi dini untuk gangguan saluran cerna, terutama pada pasien berusia di atas 45 dengan perdarahan saluran cerna, anemia berulang, penurunan berat badan, apalagi memiliki riwayat keluarga dengan kanker, terutama kanker usus besar. “Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk penanganan yang efektif,” tegasnya.
Sumber : dr. Nurike Setiyari Mudjari, Sp.PD, K-GEH, FINASIM
Spesialis Penyakit Dalam Jadwal Dokter