dr. Anny Rufaida, Sp.KG
Kesehatan dan kebersihan gigi sering kali terabaikan oleh sebagian orang. Mereka akan mulai peduli dan memberikan perhatian penuh jika sudah merasakan sakit yang hebat menyerang gigi. Hal tersebut kadangkala berawal dari sering menganggap remeh lubang pada gigi hingga menyebabkan karies.
Menurut Dokter Spesialis Konservasi Gigi RS Wava Husada, drg. Anny Rufaida, Sp.KG, karies gigi adalah proses kerusakan yang dimulai dari email berlanjut ke dentin.
Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor yang saling mempengaruhi. Terdapat empat penyebab karies, yaitu host atau tuan rumah dalam hal ini adalah permukaan gigi, agent atau mikroorganisme, substrat atau diet dan waktu.
“Faktor tersebut merupakan faktor utama, dimana bila terdapat keempat faktor utama tersebut yang saling berinteraksi dan dalam waktu tertentu maka terjadilah karies,” ungkap dokter yang praktik setiap Senin pukul 12.00 hingga selesai tersebut.
Faktor resiko selanjutnya antara lain penggunaan fluor, oral hygiene, kelenjar air liur, pola makan, keturunan, ras dan jumlah bakteri.
Selanjutnya, dokter Anny menjelaskan tentang proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat dan akan menurunkan pH mulut menjadi asam (5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.
Adapun cara untuk mencegah terjadinya karies adalah menggosok gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil. Gunakan dental gloss (benang gigi) minimal sekali sehari. Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik (vancomycin), enzim (destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0,1 %).
Untuk si kecil yang belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar, dapat digunakan kain pembersih tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Lalu, kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali.