dr. Haiman Madjedi, Sp.B
“Tidak semua pria bisa terkena BPH, diduga penyebabnya karena perubahan keseimbangan hormon & proses penuaan”
Penting bagi kita semua untuk mengetahui penyakit Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat jinak. Karena BPH merupakan masalah umum yang mempengaruhi kualitas hidup sepertiga dari pria yang lebih tua dari 50 tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun.
BPH merupakan kondisi dimana kelenjar prostat mengalami pembesaran atau pembengkakan. Dikatakan jinak karena BPH sesungguhnya tidak bersifat kanker. BPH terjadi ketika sel-sel dari kelenjar prostat mulai berkembang biak. Sel-sel tambahan menyebabkan kelenjar prostat membengkak, menekan uretra sehingga saluran kemih menjadi sempit dan membatasi aliran urin.
Dokter Spesialis Bedah RS Wava Husada, Haiman Madjoedi F., SP.B mengungkapkan penyakit ini belum diketahui pasti penyebabnya. Tidak semua pria bisa terkena BPH, diduga penyebabnya adalah karena perubahan keseimbangan hormon dan proses penuaan.
“Semakin bertambahnya usia, horman testosteron dan dehidris-testosteron semakib tidak seimbang sehingga memacu pertumbuhan atau pembesaran prostat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dokter Haiman memaparkan gejala-gejala BPH diantaranya kandung kemih tidak bisa benar-benar kosong, setelah berkemih atau buang air kecil ada rasa tidak tuntas; Inkontinensia, atau keluar urin tidak disadari atau secara terus menerus (beser);aliran urin melemah atau tersumbat.
Lalu seperti apa langkah pengobatan atau pencegahan BPH? Pengobatan BPH bisa dengan melakukan perawatan diri seperti berolahraga secara teratur, mengurangi stress, biasakan segera buang air kecil apabila sudah merasakan dorongan (kebelet).
“Jika gejala tidak mereda dengan melakukan perawatan diri, maka operasi sangat direkomendasikan dengan syarat telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh oleh dokter,” ujar dokter Haiman.